Sikap elit buruh di tahun politik mulai tertarik ke dukung mendukung pasangan calon presiden. 2 elit organisasi besar buruh, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) berbeda pandangan politik. Andi Gani KSPSI mendukung Capres Joko Widodo, Said Iqbal KSPI mendukung Capres Prabowo Subianto. Lalu, apa kata buruh di akar rumput?
Banyak buruh yang menyayangkan dukungan terhadap pasangan calon menggunakan nama organisasi. Menurut buruh, idealnya, jika elit buruh memiliki kedekatan dan pilihan dengan capres tertentu, gunakanlah nama pribadi.
Buruh di akar rumput berpendapat jika tokoh buruh tersebut berpengaruh, tanpa membawa nama organisasi pun, anggotanya akan sependapat dengan pimpinannya, walaupun mendukung secara pribadi.
Kekecewaan buruh di akar rumput terhadap pucuk pimpinan organisasi buruh bukan tanpa alasan. Menurut buruh, selama ini mereka bahu membahu menggalang persatuan buruh, tapi kembali terbentur di elit yang berbeda pandangan politik, terutama saat pilpres.
Menurut buruh di akar rumput, organisasi buruh adalah organisasi besar. Anggotanya jutaan pekerja. Masing-masing anggota memiliki hak untuk menentukan pilihannya sendiri. Maka idealnya, pimpinan buruh seharusnya menghimbau anggotanya untuk menggunakan hak pilih, tapi tidak menentukan paslon mana yang harus dipilih.
Apa karena setelah paslon pilihannya menang maka tokoh buruh akan mendapatkan posisi strategis di pemerintahan terpilih? Lalu apa yang didapat para buruh di akar rumput?
Jika pilih memilih paslon capres cawapres menggunakan nama organisasi buruh yang seharusnya fokus pada permasalahan buruh, lalu apa bedanya organisasi buruh dengan partai politik jika nama organisasi buruh dilibatkan dalam praktik politik praktis?
