Semalam, ketika malam takbir lebaran 1440 H/2019 M, tepatnya Selasa 4 Juni 2019, saya, Arief Rahmat Pamungkas, salah satu blogger (influencer/content writter) Indonesia, menyempatkan nonton premiere film Hit & Run di bioskop.
Awalnya, ketika saya melihat homepage blog saya, ternyata ada salah satu iklan adsense yang menayangkan promo film aksi dan komedi terbaru yang tayang perdana di bioskop pada malam takbir. Wah, sepertinya boleh nih untuk menemani libur lebaran saya (kata saya dalam hati).
Iklan banner promo film yang membuat saya tertarik adalah gambar dan nama besar aktor kenamaan idola saya dan mungkin juga anda yang suka dengan film-film action, yaitu Joe Taslim dan Yayan Ruhian.
Sebenarnya, masih ada satu nama yang saya cari, tapi tidak ketemu, yaitu Iko Uwais. Dan benar saja, Iko Uwais tidak ambil bagian pada film Hit & Run yang setelah saya tonton kualitasnya tidak kalah dengan film Hollywood dan drama Korea.
Sampai saat saya mengetik artikel ini, saya masih tidak habis pikir dan penasaran kenapa aktor sekelas Iko uwais tidak dilibatkan, meskipun sekedar menjadi pemain figuran.
Tapi, rasa penasaran saya terlupakan ketika menyaksikan film Hit & Run. Itu karena berkat kualitas acting seluruh aktris dan aktor yang terlibat di film ini memperlihatkan totalitas dalam berperan.
Saya menilai film Hit & Run melebihi ekspektasi penontonnya. Secara tidak langsung, selain dari promo iklan, orang yang menonton film ini terpengaruh testimoni para artis dan tamu undangan yang sudah lebih dahulu menonton film ini pada gala premiere sebelumnya.
Nah buat anda yang penasaran sebagus apa film Hit & Run, tidak ada salahnya membaca ulasan langsung dari saya sebagai orang yang menonton tanpa embel-embel berstatus artis ataupun undangan alias berangkat sendiri, beli tiket bioskop sendiri, dan memberikan testimoni berdasarkan feel (perasaan) tanpa intervensi dari pihak manapun.
Sebagai langkah menyatukan persepsi, background saya adalah orang yang hobi dengan film aksi (action) dan komedi (comedy). Pengalaman nonton film-film Hollywood dan drama Korea sudah lebih dari cukup dan selalu membekas di pikiran saya.
Film-film Hollywood dan drama Korea sudah tidak diragukan lagi bukan kualitasnya? Nah, itulah mengapa saya menyertakan kata-kata Hollywood dan drama Korea pada judul sebagai referensi.
Film wajib saya adalah yang bergenre action subgenre spionase seperti James Bond, Mission Impossible, Jason Bourne, Johny English, The Three Days, Ghost (Phantom) dan Terius Behind Me (3 judul terakhir adalah film drama Korea terbaik bergenre action).
Ok, jadi tahu kan selera saya dalam hal film? Saya sengaja beritahukan agar pembaca menjadi tahu seperti apa feel nonton saya (walaupun terkesan sedikit pamer ya, hehehe..)
Skor film Hit & Run : 90 dari 100
Berlebihan kah? TIDAK. Saya berani memberikan nilai hampir sempurna karena semua aspek kategori penilaian ngena banget gaes.
Pemeran utama dan pendukung
Dibalik layar :
Pemilihan semua aktor dan aktris yang memerankan tokoh dalam film sangat tepat. Joe Taslim dan Yayan Ruhian tidak diragukan lagi kapasitasnya sebagai aktor laga. Meisa (Tatjana Saphira) yang merupakan teman wanita Tegar (Joe Taslim) juga mampu mengisi cerita menjadi menarik.
Pemilihan nama tokoh protagonis pada pemeran utama juga sangat cocok. Tegar, tokoh utama dalam film Hit & Run menandakan ketegaran seseorang yang tetap kuat meskipun menghadapi berbagai tekanan.
Hanya saja, untuk nama tokoh antagonis menurut saya kurang greget alias kurang ngena sama wajah pemerannya gaes. Ketimbang Coki (nama tokoh musuh), kenapa tidak Roy, Morgan, atau Jack?
Menariknya Chandra Liow (Liow), Jefri Nichol (Jefri) dan 2 pemeran pembantu yang membuat film Hit & Run tidak kaku dan garing. Scene kocak mengalir alami, diperankan tanpa alay (lebay) apalagi over acting (dibuat-buat).
Action
Aksi laga Joe Taslim (Tegar) dan Yayan Ruhian (Coki) mencapai puncaknya di pertengahan sampai akhir seperti di film-film Hollywood. Aksi laga kedua calon legenda aktor film action ini berlangsung relatif lama tapi tidak membosankan.
Adegan paling berkesan ketika scene action di film Hit & Run adalah ketika Tegar (Joe Taslim) berhadapan head to head dengan Coki (Yayan Ruhian) di sebuah pesta ulang tahun anak seorang tokoh ternama setelah sebelumnya Tegar menghadapi 4 anak buah Coki yang kemampuannya hampir setara dengan Tegar.
Di scene ini juga, disebuah lorong bangunan pesta, Tegar mampu menghadapi belasan anak buah Coki yang mencoba menghadang ketika Tegar hendak mengejar Coki.
Dari segi kualitas jalan cerita berupa kesulitan dan rintangan menangkap tokoh antagonis pada film mengingatkan saya pada film James Bond seri Skyfall. Artinya, cukup licin dan susah ditangkap.
Tapi soal scene berkelahi, film Hit & Run saya berani berikan garansi lebih baik dari sekelas film action Hollywood manapun. Martial art yang disajikan sangat khas Indonesia punya. Kita harus bangga gaes.
Terserah mau dikatakan berlebihan. Tapi, feel saya mengatakan demikian. Dan buktinya, dari sejak zaman George Rudy, Barry Prima, Advent Bangun, Willy Dozan, sampai generasi saat ini seperti Iko Uwais, Joe Taslim, Cecep Arif Rahman, dan Yayan Ruhian memang diakui dunia.
Aktor sekaligus atlet bela diri Indonesia tidak kalah dengan aktor kenamaan dunia seperti Sylvester Stallone, Arnold Swarchnegger, Van Damme, Bruce Willis, Steven Seagal, Vin Diesel, Jason Statham, John Travolta, Tom Cruise, Matt Damon, Mark Wahlberg, Keanu Reeve, Jackie Chan sampai Jet Lee.
Komedi
Jujur saja, membuat film action comedy itu tidak mudah. Karena film action identik dengan keseriusan pemeran utamanya meskipun ada 1-2 scene kekonyolan yang menandakan kelucuan.
Sebuah kejutan, Tegar (Joe Taslim) ternyata tampil serba bisa di film Hit & Run. Dalam sebuah scene, Tegar harus menyamar menjadi ba*ci alias ben*ong demi sebuah misi.
Tidak hanya itu, Tegar juga bisa mengekspresikan raut wajah serta bertingkah lucu sehingga penonton yang nonton di bioskop bisa tertawa alami berulang-kali.
Scene terbaik dalam kategori komedi yang membuat saya dan penonton lain tertawa lepas adalah gaya dan ekspresi Tegar ketika didepan kamera selalu narsis saat shooting untuk acara reality show.
Film Hit & Run produksi karya anak bangsa ini menunjukkan peningkatan kualitas perfileman di Indonesia karena mampu keluar dari dominasi genre komedi, romantis, dan horor menjadi merambah ke genre action komedi meskipun bukan yang pertama tapi ternyata mampu menjadi yang terbaik (untuk saat ini).
Sinopsis jalan cerita
Saya tidak akan menceritakan cerita sepenuhnya karena berkaitan dengan hak cipta dan lagipula filmnya saja baru di release. Lebih baik, pembaca nonton langsung di bioskop terdekat untuk mengisi waktu libur lebaran.
Secara umum, film ini mengisahkan tentang seorang polisi idealis yang suka beraksi individualis plus narsis didepan kamera untuk shooting reality show.
Polisi itu bernama Tegar (diperankan oleh Joe Taslim). Tegar memiliki adik yang sedang sakit karena memakan permen yang ternyata narkoba akibat ulah seorang bandar besar yaitu Coki (diperankan oleh Yayan ruhian).
Coki sudah berhasil masuk sel tahanan. Tetapi, berhasil meloloskan diri berkat seseorang yang berpengaruh dan ternyata masih merupakan bagian dari jaringannya. Kemudian Tegar bertekad mengembalikan Coki ke tahanan sekaligus membalas perlakuan Coki terhadap adiknya.
Ditengah upaya Tegar menangkap Coki, terdapat kendala beraneka macam yang membuat Tegar kesal dan merasa konyol. Beruntung, Tegar menemukan jalan menuju Coki melalui Meisa, seorang artis sekaligus penyanyi yang sedang populer.
Romantis
Ini salah satu kejutan yang menarik. Ternyata, selain disuguhi adegan action dan comedy, ada juga romantisme didalamnya. Tegar (Joe Taslim) menemukan teman wanita yang membantunya menjalankan misi. Wanita itu adalah Meisa (Tatjana Saphira).
Scene paling romantis adalah ketika keduanya bernyanyi bersama saat makan malam disebuah tempat sambil Tegar mengorek informasi tentang Coki.
Pesan Moral
Ini yang paling saya suka. Pesan moral dari film Hit & Run adalah :
Berkat mereka, masyarakat Indonesia disuguhi film yang berkualitas, mengedukasi, sekaligus menghibur. Ditunggu juga testimoninya dari kalian setelah pada nonton ya.
Ingat, jangan nunggu nonton gratisannya. Mari support kreatifitas berupa film karya anak bangsa dengan membeli tiket nonton agar dunia perfileman di Indonesia semakin maju.
Arief Rahmat Pamungkas
Sumber foto : internet (Google search engine)
Awalnya, ketika saya melihat homepage blog saya, ternyata ada salah satu iklan adsense yang menayangkan promo film aksi dan komedi terbaru yang tayang perdana di bioskop pada malam takbir. Wah, sepertinya boleh nih untuk menemani libur lebaran saya (kata saya dalam hati).
Iklan banner promo film yang membuat saya tertarik adalah gambar dan nama besar aktor kenamaan idola saya dan mungkin juga anda yang suka dengan film-film action, yaitu Joe Taslim dan Yayan Ruhian.
Sebenarnya, masih ada satu nama yang saya cari, tapi tidak ketemu, yaitu Iko Uwais. Dan benar saja, Iko Uwais tidak ambil bagian pada film Hit & Run yang setelah saya tonton kualitasnya tidak kalah dengan film Hollywood dan drama Korea.
Sampai saat saya mengetik artikel ini, saya masih tidak habis pikir dan penasaran kenapa aktor sekelas Iko uwais tidak dilibatkan, meskipun sekedar menjadi pemain figuran.
Tapi, rasa penasaran saya terlupakan ketika menyaksikan film Hit & Run. Itu karena berkat kualitas acting seluruh aktris dan aktor yang terlibat di film ini memperlihatkan totalitas dalam berperan.
Saya menilai film Hit & Run melebihi ekspektasi penontonnya. Secara tidak langsung, selain dari promo iklan, orang yang menonton film ini terpengaruh testimoni para artis dan tamu undangan yang sudah lebih dahulu menonton film ini pada gala premiere sebelumnya.
Nah buat anda yang penasaran sebagus apa film Hit & Run, tidak ada salahnya membaca ulasan langsung dari saya sebagai orang yang menonton tanpa embel-embel berstatus artis ataupun undangan alias berangkat sendiri, beli tiket bioskop sendiri, dan memberikan testimoni berdasarkan feel (perasaan) tanpa intervensi dari pihak manapun.
Sebagai langkah menyatukan persepsi, background saya adalah orang yang hobi dengan film aksi (action) dan komedi (comedy). Pengalaman nonton film-film Hollywood dan drama Korea sudah lebih dari cukup dan selalu membekas di pikiran saya.
Film-film Hollywood dan drama Korea sudah tidak diragukan lagi bukan kualitasnya? Nah, itulah mengapa saya menyertakan kata-kata Hollywood dan drama Korea pada judul sebagai referensi.
Film wajib saya adalah yang bergenre action subgenre spionase seperti James Bond, Mission Impossible, Jason Bourne, Johny English, The Three Days, Ghost (Phantom) dan Terius Behind Me (3 judul terakhir adalah film drama Korea terbaik bergenre action).
Ok, jadi tahu kan selera saya dalam hal film? Saya sengaja beritahukan agar pembaca menjadi tahu seperti apa feel nonton saya (walaupun terkesan sedikit pamer ya, hehehe..)
Skor film Hit & Run : 90 dari 100
Berlebihan kah? TIDAK. Saya berani memberikan nilai hampir sempurna karena semua aspek kategori penilaian ngena banget gaes.
Aspek nilai dan skor | |||
---|---|---|---|
Aspek Nilai | Skor | ||
Pemeran | ⭐⭐⭐⭐⭐ | ||
Action | ⭐⭐⭐⭐⭐ | ||
Komedi | ⭐⭐⭐⭐⭐ | ||
Jalan Cerita | ⭐⭐⭐⭐⭐ | ||
Romantis | ⭐⭐⭐⭐⭐ | ||
Pesan Moral | ⭐⭐⭐⭐⭐ |
Pemeran utama dan pendukung
Dibalik layar :
Posisi dan Nama | |||
---|---|---|---|
Posisi/Tokoh | Nama | ||
Sutradara | Ody C. Harahap | ||
Penulis | Upi Avianto | ||
Produksi | Screenplay Films |
Aktor/Aktris | |||
---|---|---|---|
Aktor/Aktris | Sebagai | ||
Joe Taslim | Tegar | ||
Yayan Ruhian | Coki | ||
Chandra Liow | Lio | ||
Tatjana Saphira | Meisa | ||
Jefri Nichol | Jefri |
Pemilihan semua aktor dan aktris yang memerankan tokoh dalam film sangat tepat. Joe Taslim dan Yayan Ruhian tidak diragukan lagi kapasitasnya sebagai aktor laga. Meisa (Tatjana Saphira) yang merupakan teman wanita Tegar (Joe Taslim) juga mampu mengisi cerita menjadi menarik.
Pemilihan nama tokoh protagonis pada pemeran utama juga sangat cocok. Tegar, tokoh utama dalam film Hit & Run menandakan ketegaran seseorang yang tetap kuat meskipun menghadapi berbagai tekanan.
Hanya saja, untuk nama tokoh antagonis menurut saya kurang greget alias kurang ngena sama wajah pemerannya gaes. Ketimbang Coki (nama tokoh musuh), kenapa tidak Roy, Morgan, atau Jack?
Menariknya Chandra Liow (Liow), Jefri Nichol (Jefri) dan 2 pemeran pembantu yang membuat film Hit & Run tidak kaku dan garing. Scene kocak mengalir alami, diperankan tanpa alay (lebay) apalagi over acting (dibuat-buat).
Action
Aksi laga Joe Taslim (Tegar) dan Yayan Ruhian (Coki) mencapai puncaknya di pertengahan sampai akhir seperti di film-film Hollywood. Aksi laga kedua calon legenda aktor film action ini berlangsung relatif lama tapi tidak membosankan.
Adegan paling berkesan ketika scene action di film Hit & Run adalah ketika Tegar (Joe Taslim) berhadapan head to head dengan Coki (Yayan Ruhian) di sebuah pesta ulang tahun anak seorang tokoh ternama setelah sebelumnya Tegar menghadapi 4 anak buah Coki yang kemampuannya hampir setara dengan Tegar.
Di scene ini juga, disebuah lorong bangunan pesta, Tegar mampu menghadapi belasan anak buah Coki yang mencoba menghadang ketika Tegar hendak mengejar Coki.
Dari segi kualitas jalan cerita berupa kesulitan dan rintangan menangkap tokoh antagonis pada film mengingatkan saya pada film James Bond seri Skyfall. Artinya, cukup licin dan susah ditangkap.
Tapi soal scene berkelahi, film Hit & Run saya berani berikan garansi lebih baik dari sekelas film action Hollywood manapun. Martial art yang disajikan sangat khas Indonesia punya. Kita harus bangga gaes.
Terserah mau dikatakan berlebihan. Tapi, feel saya mengatakan demikian. Dan buktinya, dari sejak zaman George Rudy, Barry Prima, Advent Bangun, Willy Dozan, sampai generasi saat ini seperti Iko Uwais, Joe Taslim, Cecep Arif Rahman, dan Yayan Ruhian memang diakui dunia.
Aktor sekaligus atlet bela diri Indonesia tidak kalah dengan aktor kenamaan dunia seperti Sylvester Stallone, Arnold Swarchnegger, Van Damme, Bruce Willis, Steven Seagal, Vin Diesel, Jason Statham, John Travolta, Tom Cruise, Matt Damon, Mark Wahlberg, Keanu Reeve, Jackie Chan sampai Jet Lee.
Komedi
Jujur saja, membuat film action comedy itu tidak mudah. Karena film action identik dengan keseriusan pemeran utamanya meskipun ada 1-2 scene kekonyolan yang menandakan kelucuan.
Sebuah kejutan, Tegar (Joe Taslim) ternyata tampil serba bisa di film Hit & Run. Dalam sebuah scene, Tegar harus menyamar menjadi ba*ci alias ben*ong demi sebuah misi.
Tidak hanya itu, Tegar juga bisa mengekspresikan raut wajah serta bertingkah lucu sehingga penonton yang nonton di bioskop bisa tertawa alami berulang-kali.
Scene terbaik dalam kategori komedi yang membuat saya dan penonton lain tertawa lepas adalah gaya dan ekspresi Tegar ketika didepan kamera selalu narsis saat shooting untuk acara reality show.
Film Hit & Run produksi karya anak bangsa ini menunjukkan peningkatan kualitas perfileman di Indonesia karena mampu keluar dari dominasi genre komedi, romantis, dan horor menjadi merambah ke genre action komedi meskipun bukan yang pertama tapi ternyata mampu menjadi yang terbaik (untuk saat ini).
Sinopsis jalan cerita
Saya tidak akan menceritakan cerita sepenuhnya karena berkaitan dengan hak cipta dan lagipula filmnya saja baru di release. Lebih baik, pembaca nonton langsung di bioskop terdekat untuk mengisi waktu libur lebaran.
Secara umum, film ini mengisahkan tentang seorang polisi idealis yang suka beraksi individualis plus narsis didepan kamera untuk shooting reality show.
Polisi itu bernama Tegar (diperankan oleh Joe Taslim). Tegar memiliki adik yang sedang sakit karena memakan permen yang ternyata narkoba akibat ulah seorang bandar besar yaitu Coki (diperankan oleh Yayan ruhian).
Coki sudah berhasil masuk sel tahanan. Tetapi, berhasil meloloskan diri berkat seseorang yang berpengaruh dan ternyata masih merupakan bagian dari jaringannya. Kemudian Tegar bertekad mengembalikan Coki ke tahanan sekaligus membalas perlakuan Coki terhadap adiknya.
Ditengah upaya Tegar menangkap Coki, terdapat kendala beraneka macam yang membuat Tegar kesal dan merasa konyol. Beruntung, Tegar menemukan jalan menuju Coki melalui Meisa, seorang artis sekaligus penyanyi yang sedang populer.
Bagaimana cerita selanjutnya dan ending dari film Hit & Run? Saksikan di bioskop terdekat mulai 4 Juni 2019.Sedikit bocoran, ternyata diakhir film terdapat musuh yang sosoknya tidak beda jauh seperti di film Terius Behind Me, drama Korea terpopuler tahun 2018.
Romantis
Ini salah satu kejutan yang menarik. Ternyata, selain disuguhi adegan action dan comedy, ada juga romantisme didalamnya. Tegar (Joe Taslim) menemukan teman wanita yang membantunya menjalankan misi. Wanita itu adalah Meisa (Tatjana Saphira).
Scene paling romantis adalah ketika keduanya bernyanyi bersama saat makan malam disebuah tempat sambil Tegar mengorek informasi tentang Coki.
Pesan Moral
Ini yang paling saya suka. Pesan moral dari film Hit & Run adalah :
- Idealisme memperjuangkan kebenaran (supremasi hukum)
- Wawasan tentang bahaya narkoba agar waspada terhadap peredaran narkoba
- Hati-hati dengan pengkhianat (musuh dalam selimut)
- Kepedulian dan kasih sayang kakak terhadap adik
- Gigih, pantang menyerah dan totalitas dalam mencapai tujuan
- Kerjasama tim dalam mencapai tujuan
- Jangan memandang remeh siapapun, sekalipun dikira lemah dan tidak bisa apa-apa tetapi bisa menjadi penolong disaat genting.
Berkat mereka, masyarakat Indonesia disuguhi film yang berkualitas, mengedukasi, sekaligus menghibur. Ditunggu juga testimoninya dari kalian setelah pada nonton ya.
Ingat, jangan nunggu nonton gratisannya. Mari support kreatifitas berupa film karya anak bangsa dengan membeli tiket nonton agar dunia perfileman di Indonesia semakin maju.
Arief Rahmat Pamungkas
Sumber foto : internet (Google search engine)